Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a, berkata:
Rasulullah Saw pernah melakukan Shalat Zuhur dan Shalat Ashar secara Jama’.
Begitu juga Shalat Maghrib dan Shalat Isya’ secara Jama’ sedangkan Beliau bukan dalam keadaan perang atau Musafir.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a, berkata:
Rasulullah Saw pernah melakukan Shalat Zuhur dan Shalat Ashar secara Jama’.
Begitu juga Shalat Maghrib dan Shalat Isya’ secara Jama’ sedangkan Beliau bukan dalam keadaan perang atau Musafir.
Posted in Jamak Shalat, SHAHIH BUKHARI
Abu Ya’la bin Marrah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Husein dariku dan aku dari Husein, Allah mencintai orang yang mencintai Husein, Al-Husayn adalah salah seorang dari cucuku.”
Anas bin Malik berkata: Pada suatu hari Rasulullah saw ditanyai: Siapakah Ahlul baitmu yang engkau cintai? Beliau menjawab: “Al-Hasan dan Al-Husein.” Beliau berkata kepada Fatimah (as): “Panggillah kedua puteraku, aku ingin mencium dan memeluknya.”
Ummul Fadhl berkata: Aku seakan melihat di rumahku bagian dari anggota badan Rasulullah saw. Lalu aku datang kepada Rasulullah saw menceritakan hal itu. Kemudian beliau bersabda: “Apa yang kamu lihat itu adalah kebaikan, Fatimah akan melahirkan bayi, dan kamu akan menyusuinya.” Ia berkata: Kemudian Fatimah melahirkan Al-Hasan lalu aku menyusuinya. Dalam hadis yang lain: Ummul Fadhl binti Harits berkata: …Aku melihat seakan bagian anggota badan Rasulullah saw berada dalam pangkuanku. Kemudian aku datang kepada Rasulullah saw menceritakan hal itu. Kemudian beliau bersabda: “Apa yang kamu lihat adalah kebaikan, insya Allah Fatimah akan melahirkan bayi, dan ia akan berada dalam pangkuanmu.” Kemudian Fatimah (as) melahirkan Al-Husein (as) kemudian ia berada dalam pangkuanku sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah saw.
Ali bin Abi Thalib (as) berkata: Ketika Al-Hasan lahir aku menamainya Harb, kemudian Nabi saw datang dan berkata: Perlihatkan kepadaku puteraku, apa yang kalian namakan padanya? Kami menjawab: Harb. Nabi saw berkata: namai dia Hasan. Ketika Al-Husein lahir, aku menamainya Harb. Kemudian Nabi saw datang dan berkata: Perlihatkan kepadaku puteraku, apa yang kalian namakan padanya? Kami menjawab: Harb. Beliau berkata: Namai dia Husein. Ketika anakku yang ketiga lahir aku menamainya Harb. Kemudian Nabi saw datang dan berkata: Perlihatkan kepadaku puteraku, apa yang kalian namakan padanya? Kami menjawab: Harb. Beliau berkata: Namai dia Muhsin. Kemudian Nabi saw bersabda: “Aku menamai mereka dengan nama-nama putera Harun: Syabar, Syubair dan Musybir.”
Abdurrahman bin Abd al-Qariy berkata, “Saya keluar bersama Umar ibnul Khaththab pada suatu malam dalam bulan Ramadhan sampai tiba di masjid. Tiba-tiba orang-orang berkelompok-kelompok terpisah-pisah. Setiap orang shalat untuk dirinya sendiri. Ada orang yang mengerjakan shalat, kemudian diikuti oleh sekelompok orang. Maka, Umar berkata, ‘Sesungguhnya aku mempunyai ide. Seandainya orang-orang itu aku kumpulkan menjadi satu dan mengikuti seorang imam yang pandai membaca Al-Qur’an, tentu lebih utama.’ Setelah Umar mempunyai azam (tekad) demikian, lalu dia mengumpulkan orang menjadi satu untuk berimam kepada Ubay bin Ka’ab.Kemudian pada malam yang lain aku keluar bersama Umar, dan orang-orang melakukan shalat dengan imam yang ahli membaca Al-Qur’an. Umar berkata, ‘Ini adalah sebagus-bagus bid’ah (barang baru). Orang yang tidur dulu dan meninggalkan shalat pada permulaan malam (untuk melakukannya pada akhir malam) adalah lebih utama daripada orang yang mendirikannya (pada awal malam).’ Yang dimaksudkan olehnya ialah pada akhir malam. Adapun orang-orang itu mendirikannya pada permulaan malam.”
Posted in SHAHIH BUKHARI, Shalat Tarawih
Bahwa Rasulullah SAW bersabda “Fatimah adalah bahagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”
71. Ali r.a berkata, “Rasulullah saw bersabda, janganlah kamu berdusta atas namaku. Karena, orang yang berdusta atas namaku, maka hendaklah ia memasuki neraka.”
Posted in Berdusta Atas Nama Rasulullah SAW, SHAHIH BUKHARI
Tagged 39, 71, atas, bab, Berdusta, Bukhari, nama, no, Rasulullah, SAW., Shahih
Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda ketika menjelang perang Khaibar: Sungguh akan aku berikan bendera ini kepada seorang lelaki yang akan Allah berikan kemenangan di bawah pimpinannya yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan juga dicintai Allah dan Rasul-Nya. Pada malam hari orang-orang ramai membicarakan tentang siapakah orang yang akan diberi bendera itu. Keesokan paginya mereka menghadap Rasulullah saw. dan semua berharap agar diberi bendera tersebut. Rasulullah saw. bertanya: Di manakah Ali bin Abu Thalib? Mereka menjawab: Dia sedang mengeluhkan kedua matanya yang sakit, wahai Rasulullah. Lalu mereka diutus untuk menemuinya dan mengajaknya ke hadapan beliau. Kemudian Rasulullah saw. meludahi kedua matanya serta mendoakan sehingga sembuh seakan-akan tidak merasakan sakit sebelumnya. Selanjutnya Rasulullah saw. memberikan bendera itu kepadanya. Ali berkata: Wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka sampai mereka seperti kita. Rasulullah saw. bersabda: Berangkatlah dengan tenang sampai kamu tiba di daerah mereka, lalu ajaklah mereka untuk memeluk Islam serta beritahukan kepada mereka hak Allah yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, Allah memberikan petunjuk kepada seseorang melalui kamu adalah lebih baik bagimu daripada memiliki unta merah (harta orang arab yang paling berharga).
Mutharrif bin Abdullah berkata, “Saya pernah shalat di belakang Ali bin Abi Thalib sebagai makmum, juga Imran bin Husain. Apabila hendak sujud,Ali mengucapkan takbir; apabila mengangkat kepalanya, dia bertakbir; dan apabila bangun dari rakaat kedua (setelah tasyahud awal), dia juga bertakbir. Setelah selesai shalat, Imran mengambil tanganku dan berkata, ‘[Sungguh] dia (Ali) ini membuatku ingat shalat Nabi Muhammad.’ Atau dia mengatakan, ‘Dia shalat mengimami kita seperti shalat Nabi Muhammad.'”